PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(TIK) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK UNTUK
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SD NEGERI JAGAPURA 04
KECAMATAN KERSANA KAB. BREBES TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Suparno, S.Pd, M.Pd
(Kepala SDN Jagapura 04
Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes)
ABSTRAK
Latar belakang penelitian adalah guru-guru
di SDN Jagapura 04 dalam pembelajaran tidak menguasai TIK. Penelitian
ini bertujuan untuk menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jagapura 04 Kecamatan Kersana
Kabupaten Brebes dalam bentuk Penelitian Tindakan (Action Research). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus dengan urutan prosedur di mulai dari perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik mengumpulkan data dalam penelitian
ini menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumenter dan studi
pustaka. Keberhasilan dalam
penelitian ini ditunjukan dengan adanya peningkatan kompetensi TIK dalam pembelajaran
dari 8 orang guru. Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan pembelajaran
pada siklus 1 yang mencapai nilai 118, berada pada katagori baik, dan hasil
penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 152, berada pada katagori
sangat baik, dan (b) aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
lebih baik daripada pada saat siklus I. Pada Siklus I Penilaian Aktivitas Guru
dalam Persiapan Penyusunan RPP rata-rata skor 6, Penilaian Aktivitas Guru dalam
Penyusunan RPP rata-rata skor 30,125, dan Penilaian RPP rata-rata skor 118.
Sedangkan pada Siklus II Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan
RPP rata-rata skor 8, Penilaian Aktivitas Guru dalam Penyusunan RPP rata-rata
skor 37,875, dan Penilaian RPP rata-rata skor 152,875, yang berarti tergolong
sangat baik. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui
Supervisi Akademik dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran di SD
Negeri Jagapura 04 Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci : TIK, supervisi akademik, kompetensi guru
PENDAHULUAN
Dalam menyoroti salah satu peran
guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai perencana pembelajaran, setiap
guru pada satuan pendidikan berupaya
meningkatkan kompetensi TIK agar
pembelajaran efektif dan bermutu. Pembelajaran yang berlangsung secara efektif
dan bermutu akan berimplikasi pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar
peserta didik.
Guru-guru di SD Negeri Jagapura 04 telah
melaksanakan pembelajaran dengan didukung TIK. Namun masih ditemukan berbagai
kekurangan antara lain:
1. Sebelum
penyusunan RPP :
a. Sebagian
besar guru tidak menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM.
b. Sebagian
guru tidak membuat sendiri silabus mata pelajaran.
2. Dalam
Penyusunan RPP :
a. Sebagian
besar guru kurang menjelaskan apa yang dilakukan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran dalam rencana kegiatan pembelajarannya.
b. Sebagian
besar guru tidak menjelaskan sumber belajar dengan rinci.
c. Sebagian
besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk
instrumen evaluasi, (2) format / lembaran evaluasi atau butir soal (fre
test dan post test), (3) pedoman penilaian, dan kunci jawaban, dalam
evaluasi proses dan hasil belajar siswa.
d. Sebagian
besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai pembelajaran
(pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling atau tugas
individu / kelompok) dalam kaitan antara KKM mata pelajaran dengan
nilai yang dicapai siswa.
3. Pelaksanaan
pembelajaran :
a. Sebagian
besar guru tidak berpedoman sepenuhnya pada RPP dalam pelaksanan
pembelajarannya.
b. Semua
itu terkait dengan kondisi di lapangan bahwa : (a) Semua Guru-guru tidak
berlatar belakang pendidikan TIK, (b) banyaknya Guru-guru yang hanya kompeten
dalam cabang pelajaran tertentu yang bukan TIK, (c) tidak semua guru kelas,
terutama yang berstatus honorer, berkesempatan mengikuti penataran atau diklat
TIK, (d) jarangnya kegiatan KKG TIK
di Kabupaten Brebes.
Kondisi seperti ini menjadikan pelaksanaan pembelajaran menerapkan TIK kurang dikuasai. Misalnya masih terdapat guru yang
belum memahami operasi computer dan infokus,
apalagi mengenai Internet. Kekurangan ini tentu saja akan menghambat upaya
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran guru, karena kompetensinya tidak dikuasai
dengan baik. Padahal, keberhasilan sebuah kegiatan, lebih dari 50% ditentukan
oleh kompetensi yang baik, sehingga keberhasilan pembelajaran pun sangat ditentukan oleh
kompetensi guru.
Dengan memahami
kondisi yang demikian, maka dipandang perlu adanya upaya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran
Di SD
Negeri Jagapura 04
Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana proses penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui supervisi akademik untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran di SD Negeri Jagapura 04?
2.
Bagaimana
peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran
setelah penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
melalui supervisi akademik?
3.
Bagaimana perubahan perilaku guru dalam pembelajaran
setelah penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui supervisi akademik?
LANDASAN TEORETIS
Kompetensi Pedagogik Guru
Secara umum, kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10).
Pedagogik adalah art of
teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus merupakan
penjabaran dari standar isi kurikulum, yang kemudian dioperasionalkan dalam
RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD)
yang akan dilakukan guru dalam satu atau lebih pertemuan PBM di kelas atau
tempat pembelajaran lainnya.
RPP bisa disusun
dengan komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen yang lengkap dan
dengan susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya, karena pada
hakikatnya RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun pemerannya
bisa melakukannya karena segalanya sudah ada pada skenario tersebut.
RPP dengan komponen
minimal hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi ajar, (3) Metoda
pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau penilaian hasil belajar
(PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP yang
lengkap terdiri dari (Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) :
1.
Identitas
2.
Standar Kompetensi (SK)
3.
Kompetensi Dasar (KD)
4.
Alokasi waktu 5.
Indikator Ketercapaian
5.
Tujuan Pembelajaran
6.
Materi Pembelajaran
7.
Metode
Pembelajaran
8.
Kegiatan Pembelajaran
9.
Sumber Belajar
10. Penilaian
Yang penting untuk
diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :
1. RPP
harus dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 20) , dan
2. RPP
harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses).
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, pemakaian sebagai alat bantu, pengelolaan informasi, serta manipulasi
informasi. Teknologi komunikasi merupakan semua hal yang berkaitan dengan
pemakaian alat bantu untuk memproses serta mentransfer data dari perangkat satu
ke perangkat lainnya.
Oleh sebab itu, teknologi informasi dan komunikasi merupakan
dua buah konsep yang terpisahkan, maka Teknologi Informasi dan Teknologi
Komunikasi memiliki pengertian luas, yaitu segala jenis kegiatan yang terkait
dengan proses, pengelolaan, manipulasi, serta pemindahan informasi antar media.
Istilah TIK ada setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer
(perangkat keras ataupun lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan
abad ke-20. Perpaduan teknologi tersebut berkembang sangat pesat melampaui
bidang teknologi lainnya. Sampai awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami
berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Mengenal Peralatan TIK
Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya membutuhkan
alat atau hardware yang spesifik. Begitu juga dengan kata komunikasi. Sekarang
kita mengenal begitu banyak alat komunikasi yang membuat jarak tidak lagi
menjadi masalah selama alat komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat
ditayangkan atau disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan
peralatan-peralatan di bawah ini.
1.
Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi informasi
menurut prosedur yang telah dirumuskan sebelumnya.
2.
Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan
informasi yang berasal dari komputer atau media informasi lain seperti DVD
Player.
3.
OHP (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi
statis yang tertulis pada plastik transparansi.
4.
Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun pemancar
berupa gelombang elektromagnet yang membawa informasi suara.
5.
Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan suara.
Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak/visual).
6.
Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global yang
memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi.
7.
GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi
menentukan letak, arah atau kecepatan benda yang berada di permukaan bumi.
8.
Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur
telepon. Dokumen yang dikirim dengan faximile sama persis dengan dokumen asli.
9.
Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di ruang
angkasa untuk keperluan telekomunikasi.
10. Telepon, yaitu alat komunikasi
berguna untuk mengirim data suara melalui sinyal listrik.
11. Handphone atau telepon seluler,
yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon seluler
menggunakan gelombang elektromagnet sebagai media penghantar.
12. Modem, yaitu perangkat keras yang
berfungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal listrik yang dapat merambat
melalui telepon, dan sebaliknya. Modem merupakan perangkat penting untuk
mengakses Internet.
Konsep Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
pembelajaran Glickman (1981). Sementara itu, Daresh (1989)
menyebutkan bahwa supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama
sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk
kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa
supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987). Penilaian unjuk kerja guru
dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi
kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian
integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa
supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan
penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan
dan cara mengembangkannya.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah
dengan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui
supervisi akademik terdapat peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran di SD Negeri Jagapura 04
Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan
sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri Jagapura 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dimulai
bulan Juli sampai dengan Oktober 2016. Subjek penelitian Tindakan Sekolah ini
adalah guru-guru SD Negeri Jagapura 04 yang berjumlah 8 orang yang terdiri dari
6 guru kelas, 1 guru PJOK, dan 1 guru PAI.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di
sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah
tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang
ditemukan di sekolah, khususnya pada guru kelas adalah belum optimalnya dalam
menyusun RPP walaupun dari segi implementasi menggunakan TIK.
Prosedur
penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1)
perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Peserta didik, sedangkan jenis data yang didapatkan dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi: data tes setelah siklus I dan siklus II, hasil observasi terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran, RPP, dan foto
dokumen proses pembelajaran persiklus.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada setiap siklus adalah
observasi, wawancara,
studi dokumenter, dan studi kepustakaan.
Observasi adalah semua kegiatan
yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator
dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan
(1) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru-guru VI
dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama
supervisi kelas, dan (3) Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru-guru VI
selama proses dilaksanakan. Ketiga rubrik (lembar observasi) ini diformat untuk
didisi dengan membubuhkan tanda centang (√) pada kolom nilai 1-4 pada aspek
yang dinilai. Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan,
proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus.
Yang dimaksud wawancara di sini
meliputi diskusi formal dan dialog informal selama berlangsungnya PTS antara
peneliti dengan guru-guru kelas. Hal ini untuk mengetahui pikiran guru-guru
yang tidak dapat digali melalui observasi.
Studi dokumenter diartikan sebagai
usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan
sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data
mengenai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari lembaran-lembaran RPP
buatan guru.
Studi pustaka diartikan sebagai
teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik
cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh untuk
memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama
dalam menentukan arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi berupa rubrik, yang
terdiri dari :
1. Rubrik
Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
2. Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan.
3. Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Selama proses supervise kelas.
4. Pedoman
Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru-guru selama proses pembelajaran di kelas SD Negeri Jagapura 04
Kecamatan Kersana.
Rubrik ini diisi oleh peneliti melalui pangamatan
sebelum, pada saat, dan sesudah,
proses penyusunan RPP. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
INDIKATOR KINERJA
Penelitian
tindakan sekolah ini berhasil bila semua guru yang dibina mampu menunjukkan peningkatan kompetensi TIK dalam pembelajaran dengan kategori
sangat baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih
dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan
ini guru ”didiagnosis” sehingga peneliti
menemukan derajat kelengkapan dan kesistematisan RPP yang disusun guru pada saat awal kegiatan
mengajar. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam persiapan dan selama proses
penyusunan RPP, kemudian mengevaluasi RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan
evalusi tersebut kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap
tindakan) pada siklus penelitian. Prakteknya, guru-guru diminta menyusun secara
spontan tanpa ada intervensi atau berlangsung alami seperti yang mereka lakukan
sehari-hari sebelum mengajar. Hasil observasi Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada 8 orang guru yaitu 101 sedangkan Penilaian Aktivitas Guru dalam proses
pembelajaran hanya 20.
Hasil
evaluasi terhadap RPP yang mereka buat selama kegiatan orientasi teridentifikasi
beberapa kekurangan, yaitu:
1. Tidak
tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen Indikator
Pencapaian.
2. Tidak
terdapat komponen Tujuan Pembelajaran.
3. Dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang mencantumkan Kegiatan
apersepsi dan motivating.
4. Dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu didominasi
metode ceramah.
5. Dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan kegiatan tindak
Lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan konseling atau
Memberikan tugas individu ataukelompok.
6. Dalam
komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran :
Tidak
mencantumkan bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil belajar, lembaran /
Instrument penilaian(butirsoal-soal,rubrik,dll.), pedoman penilaian, dan
kunci jawaban
Deskripsi Siklus I
Dalam
siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi: RPP, Buku-buku Materi
Pelajaran, Buku-buku
sumber inovasi pembelajaran, dan mempersiapkan
instrumen penelitian berupa:
b. Pelaksanaan
1) Peneliti
dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan penyusunan RPP yang
akan dilakukan pada siklus kesatu.
2) Guru-guru
SD Negeri Jagapura 04 melaksanakan
kegiatan penyusunan RPP yang mengacu pada dasar-dasar rujukan penyusunan RPP.
c. Observasi
Hasil observasinya adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Hasil Tindakan Siklus I
No.
|
Asfek
|
Total
|
Kategori
|
1.
|
Persiapan
|
6
|
Baik
|
2.
|
Proses Penyusunan RPP
|
30,125
|
Baik
|
3.
|
Penilaian RPP
|
118
|
Baik
|
d. Refleksi
Dengan menganalisis hasil evaluasi pada tindakan
siklus I menerapkan
TIK dalam pembelajaran belum menunjukkan keberhasilan karena belum mencapai kategori
sangat baik.
Deskripsi Siklus II
Dalam
siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi: RPP, Buku-buku Materi
Pelajaran, Buku-buku
sumber inovasi pembelajaran, dan mempersiapkan
instrumen penelitian berupa:
b. Pelaksanaan
1) Guru-guru
meminta peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber untuk menjelaskan
(1) cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Inti, dan (b) menjelaskan komponen-komponen
apa saja yang cocok untuk ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap dan
sistematis, dan (c) penilaian (evaluasi) proses dan hasil pembelajaran.
2) RPP
dirancang lengkap dan sistematis
3) RPP
disusun guru bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai nara sumber.
c. Observasi
Hasil observasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Tindakan Siklus II
No.
|
Asfek
|
Total
|
Kategori
|
1.
|
Aktivitas guru
|
8
|
Sangat Baik
|
2.
|
Proses Penyusunan RPP
|
37,875
|
Sangat Baik
|
3.
|
Penilaian RPP
|
152,875
|
Sangat Baik
|
d. Refleksi
Penelitian tindakan sekolah ini dapat dikatakan
berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yakni penelitian ini berhasil bila hasil evaluasi dari menerapkan TIK dalam pembelajaran
mendapat nilai dengan kategori sangat baik.
Pembahasan dari Setiap Siklus
Gambaran tingkat kompetensi guru menerapkan TIK dalam pembelajaran pada
siklus I dan II terlihat pada grafik 1 berikut:
Grafik 1
Perbandingan Hasil Observasi
Akademik siklus I dan Siklus II
Dari paparan grafik di atas tingkat kompetensi guru dalam menerapkan TIK dalam pembelajaran
meningkat,
terlihat dari siklus I dan Siklus II terjadi kenaikan yang cukup signifikan.
Hingga di akhir siklus II dari 3 asfek yang di observasi mendapat kategori sangat
baik, sehingga berdasarkan data di atas penelitian tindakan sekolah dinyatakan
berhasil.
PENUTUP
Simpulan
1.
Supervisi akademik
adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
2.
Penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui supervisi akademik dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran di SD Negeri Jagapura 04.
3.
Guru memberikan
tanggapan yang baik terhadap tindakan bimbingan yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah dan memicu motivasi mereka untuk menerapkan TIK dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP.
(2007). Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Jakarta : BSNP
Depdiknas.
(2008). Pedoman Penelitian Tindakan
Sekolah (School Action Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Jakarta : Dirjen PMPTK.
Makmun,
Abin Syamsudin. (2005). Psikologi
Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Panitia
Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru (PLPG), Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Sagala,
H. Syaiful. (2006). Administrasi
Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.
Sudjana,
H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan
Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Jakarta :
Binamitra Publishing.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Wardani,
IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan
Kelas. Buku Materi Pokok IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6. Jakarta : Universitas
Terbuka.
No comments:
Post a Comment