PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA KOMPETENSI DASAR MENGGALI INFORMASI DARI
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PADA
PESERTA DIDIK KELAS IV SDN CIAMPEL 01 KECAMATAN
KERSANA KABUPTEN BREBES SEMESTER
1
TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
Ramlah
(Guru SD Negeri Ciampel 01 Kecamatan Kersana
Kabupaten Brebes)
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran
di kelas IV SDN Ciampel 01 menunjukkan hanya 7 orang atau 25,9% dari 27 orang peserta didik yang
aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menggali informasi
dari laporan hasil pengamatan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik kelas IV. Penelitian di laksanakan di SD Negeri Ciampel
01 Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS). Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Metode pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan/ observasi diskusi
kelompok. Keberhasilan
penelitian ditunjukkan oleh 3 indikator utama yaitu rata-rata keaktifan siswa
lebih dari 85%, ketuntasan belajar peserta didik lebih dari 85%, rerata secara
klasikal minimal 70. Hasil
penelitian dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) pada
peserta didik kelas IV SDN Ciampel 01 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015
jumlah peserta didik 27 menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan
yaitu sebelum tindakan hanya 7 dari 27 peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Setelah tindakan pada siklus 1 yang aktif dalam pembelajaran menjadi
18 atau 66,67% orang peserta didik; dengan nilai rata-rata klasikal 69,25 dan pada siklus 2 peserta didik yang aktif menjadi 26 atau 96,30%
dari 27 peserta didik dan nilai rata-rata klasikal
mencapai 85,18. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran tipe Think Pair
Share (TPS) dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik
kelas IV SDN Ciampel 01 semester
1 tahun pelajaran 2014/2015.
Kata kunci : Model Pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS), Motivasi Belajar, Laporan Hasil Pengamatan
PENDAHULUAN
Dalam
pembelajaran di kelas guru mengajarkan Bahasa
Indonesia sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang
telah ditentukan. Salah satu fungsi pengajar adalah penggerak terjadinya proses
belajar mengajar. Sebagai penggerak, pengajar harus memenuhi beberapa kriteria yang menyatu dalam diri pengajar agar dapat
menunjukan profesionalitasnya dalam membuat rancangan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran sampai pada kualitas penilaiannya.
Menurut
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dijelaskan bahwa seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen
pembelajaran, yakni (a) kompetensi paedagogik, (b) kompetensi sosial, (c)
kompetensi kepribadian dan (d) kompetensi profesional.
Salah satu kompetensi dasar pada
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV adalah
menggali informasi dari laporan hasil pengamatan.
Tujuan peserta didik diberikan materi tersebut adalah supaya peserta didik bisa mendeskripsikan atau membandingkan hasil pengamatan
dari laporan yang di bacanya. Jika tujuan dari
materi ini dapat tercapai
dengan maksimal maka sangatlah bermanfaat bagi peserta didik sebagai bekal
mereka untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya nanti.
Pada umumnya metode yang digunakan
guru dalam penyampaian pelajaran adalah dengan menggunakan metode demonstrasi, yaitu dengan membaca laporan di depan kelas dilanjutkan dengan
pemberian tugas kemudian memeriksa pekerjaan siswa
di akhir pelajaran. Beberapa guru merasa cocok dengan menggunakan metode
tersebut, namun jika guru mengajar dengan metode yang sama pada setiap
pertemuan maka tidak jarang akan ditemui siswa yang bosan untuk mempelajari
materi ini, terjadi penurunan aktivitas belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa.
Hasil pengamatan yang dilakukan
didalam kelas saat pembelajaran bahasa
Indonesia berlangsung, siswa kelas IV cenderung
pasif dan aktivitas belajar bahasa
Indonesia sangatlah kurang. Hal ini terlihat dari tidak
adanya respon peserta didik yang bertanya saat pembelajaran berlangsung, jika
guru bertanya tentang sejauh mana siswa memahami materi yang mereka terima
jawaban mereka hanya mengangguk tanda paham tetapi jika diberikan soal untuk
menjawab didepan kelas mereka tidak dapat menyelesaikan atau menjawab soal
tersebut.
Dari hasil pengamatan selama pembelajaran
di kelas menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Indonesia.
Ditemukan bahwa dari 27 peserta
didik kelas IV SDN Ciampel 01,
hanya 7 peserta didik yang aktif dalam pembelajaran,
sedangkan yang
tidak aktif sebanyak 20 peserta didik dengan
jumlah presentase sebanyak 74,07%. Pembelajaran dikatakan berhasil jika rata-rata keaktifan siswa lebih dari 85%, ketuntasan belajar peserta didik
lebih dari 85%, rerata secara klasikal minimal 70.
Hal tersebut memerlukan suatu usaha perbaikan terhadap proses pembelajaran di
kelas IV, dengan maksud agar terjadi
peningkatan motivasi belajar
peserta didik sekaligus peningkatan profesionalisme guru.
Salah satu upaya guru memperbaiki
hasil belajar peserta didik dengan mengubah metode pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengubah metode
pembelajaran dari metode demonstrasi menjadi
model pembelajaran Think
Pair Share (TPS).
Strategi Think –Pair Share (TPS) atau
berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan model pembelajaran TPS diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dalam kompetensi dasar menggali informasi dari laporan
hasil pengamatan.
Rumusan masalah penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimanakah proses
pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) pada kompetensi
dasar menggali informasi dari laporan hasil pengamatan untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta
didik kelas IV SD Negeri Ciampel 01 semester
I Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimanakah
peningkatan motivasi belajar peserta
didik kelas IV SD Negeri Ciampel 01 pada kompetensi
dasar menggali informasi dari laporan hasil pengamatan setelah menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS)?
3. Bagaimanakah
perubahan perilaku peserta didik kelas IV SD Negeri Ciampel 01 semester I setelah mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS)?
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta
didik,
antara peserta didik dan
pendidik,
dan antara
peserta dan sumber belajar lainnya pada
suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik
dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
penilaian.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem
sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan
menurut Arends dalam Trianto, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas.
Prinsi-prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta
didik difasilitasi untuk mencari tahu, (2) peserta didik belajar dari berbagai
sumber belajar, (3) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, (4)
pembelajaran
berbasis kompetensi, (5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang menekankan
pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, (7) pembelajaran
berbasis keterampilan aplikatif, (8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan,
dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat, (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ingmadyo mangunkarso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani), (11)
pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, (12)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, (13) pengakuan atas perbedaan individual dan
latar belakang budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar menyenangkan dan
menantang.
Model Pembelajaran Think
Pair Share (TPS)
Strategi
think pair share ini
berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali
dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang
dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think
pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana
pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan
pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam think pair share
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa
membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya . Sekarang guru
menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan
dialami. Guru memilih
menggunakan think-pair-share untuk membandingkan tanya jawab kelompok
keseluruhan.
Langkah 1
: Berpikir ( thinking )
Guru
mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban
atau masalah.
Langkah 2 : Berpasangan
( pairing )
Selanjutnya
guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika
suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus
yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5
menit untuk berpasangan.
Langkah
3 : Berbagi ( sharing )
Pada langkah
akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas
yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari
pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat
kesempatan untuk melaporkan. Arends, (1997) disadur Tjokrodihardjo, (2003).
Model
Pembelajaran Think Pair and Share
menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno.
Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan
siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada
materi/ tujuan
pembelajaran.
Langkah-langkah
model pembelajaran Think Pair and Share adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan inti materi dan
kompetensi yang ingin dicapai.
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/ permasalahan
yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan
teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi,
tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru
mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa.
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald,
yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.
Motivasi
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman
(2005:75) motivasi
belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni
(2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan
motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah,
yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini
berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
Motivasi adalah
sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel Siti
Sumarni (2005), motivasi secara harfiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa
pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Pengertian Laporan Hasil Pengamatan
Laporan
hasil pengamatan merupakan suatu hasil dari sebuah pengamatan yang di lakukan
dengan tujuan untuk menginformasikan hasil yang sudah di peroleh kepada orang
banyak ataupun sekelompok orang. berdasarkan pengertian tersebut teks laporan
dapat disebut juga teks klasifikasi karena teks ini dapat mengklasifikasi jenis
– jenis sesuatu berdasarkan kriteria
tertentu. Teks laporan dapat dikatakan teks deskripsi padahal berbeda dengan
teks laporan. Perbedaan yang teks laporan dengan deskripsi yaitu pada sifatnya,
teks laporan bersifat global atau meluas, sedangkan teks deskripsi bersifat
individual. Teks laporan lebih ke pengelompokan jenis – jenis atau ciri ciri
suatu kriteria.
Berdasarkan
pengertian tersebut, teks laporan merupakan sebuah tulisan yang memaparkan atau
menggambarkan hasil fonomena hasil dari pengamatan kepada pembacanya.
Struktur Teks
Laporan Pengamatan
1.
Disusun dengan struktur teks
pernyataan umum atau klasifikasi yang diikuti dengan aspek yang di laporan.
2.
Pernyataan umum di tulis di awal
paragraf. Pada tahap penyataan umum yang dimaksudkan adalah suatu kata pembuka
atau pengantar tentang apa yang akan di laporkan.
Ciri-Ciri Teks
Laporan pengamatan atau observasi
1.
Laporan yang ditulis bersifat
fakta
2.
Laporan Bersifat objektif
3.
Laporan hasil harus ditulis
lengkap dan sempurna
4.
Tidak memasukan unsur-unsur
menyimpang atau moral yang tidak baik, seperti propaganda, pemihakan, atau
penuduhaan dan atau pransangka buruk.
5.
Laporan disajikan secara menarik
pembaca, baik dalam hal tata bahasa atau pemilihan kata (diksi) yang jelas,
isinya yang berbobot yang penting, dan susunan teksnya harus logis.
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terdapat peningkatan motivasi belajar Bahasa Indonesia kompetensi dasar menggali informasi dari Laporan Hasil Pengamatan pada peserta didik kelas IV semester 1 SD Negeri Ciampel 01 Tahun Pelajaran 2014/2015.
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terdapat peningkatan motivasi belajar Bahasa Indonesia kompetensi dasar menggali informasi dari Laporan Hasil Pengamatan pada peserta didik kelas IV semester 1 SD Negeri Ciampel 01 Tahun Pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini
penulis mengambil tempat di SDN Ciampel 01 Kecamatan
Kersana Kabupaten Brebes. Waktu
untuk penelitian ini selama 3
bulan mulai bulan Oktober sampai
Desember 2014, pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas IV
SDN Ciampel 01 Kecamatan
Kersana Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015 jumlah siswa 27 siswa.
Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknis tes dan observasi.
Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini ada 2 macam yaitu
butir soal dan lembar observasi.
Metode yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran
dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
merencanakan (planning), melakukan tindakan
(acting), mengamati (observing), dan refleksi (reflecting).
INDIKATOR KEBERHASILAN
1.
Rata-rata keaktifan siswa lebih
dari 85%
2.
Ketuntasan belajar peserta didik
lebih dari 85%
3.
Rerata secara klasikal minimal 70
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar
menggali informasi dari Laporan Hasil Pengamatan. Dalam pembelajaran
ini guru menerapkan metode demonstrasi yang
dipadukan dengan tanya jawab. Dari hasil pengamatan selama pembelajaran di
kelas menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Indonesia. Ditemukan bahwa dari 27 peserta didik kelas IV
SDN Ciampel 01,
hanya 7 peserta
didik yang aktif dalam pembelajaran, sedangkan yang tidak aktif sebanyak 20 peserta didik dengan
jumlah presentase sebanyak 74,07%.
Deskripsi Siklus 1
1. Perencanaan
Menyusun RPP, menyiapkan media pembelajaran, instrumen
observasi.
2. Tindakan
Pada
tahap ini guru mengimplementasikan Rencana Perbaikan Pembelajaran I dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Langkah 1 : Berpikir (
thinking )
Guru mengajukan suatu pertanyaan
atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan
waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.
b)
Langkah 2 : Berpasangan (
pairing )
-
Guru meminta siswa berpasangan
sebangku-sebangku
-
Guru memberikan teks Laporan
Hasil Pengamatan
-
Siswa mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh.
c)
Langkah 3 : Berbagi (
sharing )
-
Guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan di depan kelas.
-
Siswa bertanya jawab dengan
kelompok pasangan yang lain
-
Guru mengamati jalannya
presentasi kelas
3. Observasi (observing)
Pada tahap observasi,
teman sejawat bertindak sebagai pengamat yang selalu mencatat/merekam
kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Hasil
pengamatan observer ini sebagai salah satu pertimbangan dalam memutuskan
tindakan yang tepat untuk menindaklanjuti kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Refleksi
Hasil diskusi antara
peneliti dan pengamat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada kompetensi
dasar menggali informasi dari Laporan Hasil Pengamatan cukup meningkatkan
keaktifan dan prestasi peserta didik. Namun masih ditemukan beberapa peserta
didik yang kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran karena masih belum
terbiasa berbicara di depan kelas.
Tabel Pengamatan Keaktifan Siswa
Siklus 1
No
|
Kategori
|
Frekuensi (F)
|
Persen
(%)
|
1
|
Sangat
Aktif
|
6
|
22
|
2
|
Aktif
|
10
|
37
|
3
|
Cukup
Aktif
|
2
|
7
|
4
|
Kurang
Aktif
|
5
|
19
|
5
|
Tidak
Aktif
|
4
|
15
|
Jumlah
|
27
|
100
|
Tabel 2 Daftar Nilai Hasil
Belajar Siklus 1
No
|
Skor
(S)
|
Frekuensi
(F)
|
(%)
|
S x F
|
1
|
100
|
-
|
0
|
0
|
2
|
90
|
5
|
18
|
450
|
3
|
80
|
4
|
15
|
320
|
4
|
70
|
7
|
26
|
490
|
5
|
60
|
6
|
22
|
360
|
6
|
50
|
5
|
19
|
250
|
Jumlah
|
27
|
100
|
1870
|
|
Rata-rata nilai = ∑SF =1870 = 69,25
27
|
Dari kedua tabel di atas ditarik kesimpulan bahwa:
1. Jumlah siswa yang aktif hanya 18 dari 27 orang atau
66,67%
2. Rata-rata hasil belajar siswa 69,25.
3. Peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM hanya 16
orang atau 59,26%.
Hasil pengamatan pada siklus I belum memenuhi kriteria
indikator keberhasilan sehingga penelitian di lanjutkan ke siklus II.
Deskripsi Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus 2 ini merupakan pelaksanan
dari perencanaan tindakan yang telah disusun yaitu RPP yang telah
diperbaiki dan disempurnakan, sehingga kekurangan pada siklus 1 dapat
diperbaiki.
Langkah-langkah pembelajaran
pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Menyusun RPP, menyiapkan media pembelajaran, instrumen
observasi.
2. Tindakan
a.
Langkah 1 : Berpikir ( thinking )
Guru mengajukan suatu pertanyaan
atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan
waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.
b.
Langkah 2 : Berpasangan ( pairing )
§ Guru meminta siswa berpasangan dua bangku-dua bangku
§ Guru memberikan teks Laporan Hasil Pengamatan
§ Siswa mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh.
c.
Langkah 3 : Berbagi ( sharing )
·
Guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan di depan kelas.
·
Siswa bertanya jawab dengan
kelompok pasangan yang lain
·
Guru mengamati jalannya
presentasi kelas
3. Observasi(Observing)
Pada
tahap observasi, teman sejawat telah melakukan pengamatan terhadap proses
kegiatan pembelajaran dan mencatat hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran, mengenai keaktifan peserta didik dalam diskusi
kelompok dan hasil belajar.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat keaktifan peserta didik telah
meningkat cukup signifikan. Akan tetapi guru masih perlu meningkatkan cara
mengelola waktu agar kegiatan pembelajaran berakhir tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Tabel Pengamatan Keaktifan Siswa
Siklus 2
No
|
Kategori
|
Frekuensi (F)
|
Persen
(%)
|
1
|
Sangat Aktif
|
12
|
44
|
2
|
Aktif
|
8
|
30
|
3
|
Cukup Aktif
|
6
|
22
|
4
|
Kurang Aktif
|
1
|
4
|
5
|
Tidak Aktif
|
-
|
-
|
Jumlah
|
27
|
100
|
Tabel 2 Daftar Nilai Hasil
Belajar Siklus 2
No
|
Skor
(S)
|
Frekuensi
(F)
|
(%)
|
S x F
|
1
|
100
|
5
|
18
|
500
|
2
|
90
|
8
|
30
|
720
|
3
|
80
|
10
|
37
|
800
|
4
|
70
|
4
|
15
|
280
|
5
|
60
|
0
|
0
|
0
|
6
|
50
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
27
|
100
|
2300
|
|
Rata-rata nilai = ∑SF =2300 = 85,18
27
|
Dari kedua tabel di atas ditarik kesimpulan bahwa:
1. Jumlah siswa yang aktif hanya 26 dari 27 orang atau
96,30%
2. Rata-rata hasil belajar siswa 85,18.
3. Peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM 27 orang
atau 100%.
4. Refleksi
Hasil
diskusi antara peneliti dan pengamat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
pada kompetensi dasar menggali informasi dari Laporan Hasil
Pengamatan dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi peserta didik. Seluruh siswa aktif dalam pembelajaran hanya satu orang
saja yg kurang aktif itupun karena sedang sakit. Hasil pengamatan pada
siklus II telah memenuhi semua kriteria indikator keberhasilan sehingga
penelitian dinyatakan berhasil.
Dengan melihat grafik keaktifan peserta didik
di atas dapat diperoleh data sebagai berikut :
a. Pada
tahap prasiklus 7
peserta didik dari 27
peserta didik atau 25,93 % peserta didik aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Sedangkan
pada tahap siklus I terdapat 18
peserta didik dari 27
peserta didik atau 66,67% peserta didik yang
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Pada
siklus II hampir seluruh peserta
didik aktif dalam pembelajaran hanya satu orang yang kurang
aktif itupun karena sakit.
Pembahasan dari Setiap Siklus
Pada prasiklus keaktifan peserta didik dalam pembelajaran masih
rendah, hanya 7
orang saja yg aktif. Dari data tersebut peneliti ingin memperbaiki pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Guru dan teman sejawat berdiskusi untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada
dua siklus. Pada siklus I keaktifan
peserta didik dan nilai hasil belajar peserta didik
mengalami peningkatan tapi masih belum
memenuhi kriteria keberhasilan presentase keaktifan hanya 66,67%, rata-rata
hasil belajar 69,25, ketuntasan hasil belajar 59,26. Guru
dan teman sejawat melakukan perbaikan pada siklus II, didalam siklus II ini
keaktifan peserta didik dan prestasi hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu persentase
keaktifan 96,30%, rata-rata hasil belajar 85,18, ketuntasan hasil belajar 100%.
Maka dengan itu penelitian ini
dinyatakan berhasil dan berakhir di siklus 2.
PENUTUP
Simpulan
1. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
2. Penerapan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia dengan kompetensi
dasar menggali informasi dari Laporan Hasil Pengamatan pada peserta
didik kelas IV SD Negeri Ciampel 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Penerapan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat
merubah perilaku siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : DIVA Press.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta :PT bumi aksara
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Lie, Anita. 2004. Cooperative
Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta
: PT. Grasindo.
Martinis, Yamin. 2005.
Strategi Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Riset
Terapan Bidang Pendidikan & Teknik.
Yogyakarta : UNY Press.
Pardjono. 2007. Panduan
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penerbit UNY.
Sardiman, A. M.. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar – Dasar Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo.
Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-UPI.
Usman, Moh. Uzer. 1993.
Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Utomo, Ery. Pokok
– Pokok Pengertian Dan
Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal. Jakarta : Depdikbud.
No comments:
Post a Comment