UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN CIAMPEL 01 KECAMATAN
KERSANA KABUPATEN BREBES SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Herwati
(Guru SD Negeri Ciampel 01 Kecamatan Kersana
Kabupaten Brebes)
ABSTRAK
Penelitian di latar belakangi rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VI
dalam materi mendeskripsikan berbagai peristiwa alam. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas VI. Penelitian di laksanakan di SD Negeri Ciampel 01 Kecamatan Kersana Kabupaten
Brebes. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Take And
Give. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data
menggunakan tes hasil belajar untuk data kuantitatif, dan observasi untuk data
kuantitatif dan dianalisis dengan analisis deskripsi. Keberhasilan penelitian ditunjukkan oleh 3
indikator utama yaitu rata-rata keaktifan siswa lebih dari 85%, ketuntasan
belajar peserta didik lebih dari 85%, rerata secara klasikal minimal 70. Hasil penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran Take And Give pada peserta didik kelas VI SDN Ciampel 01 semester 2
tahun pelajaran 2014/2015 jumlah peserta didik 34 orang menunjukkan bahwa hasil
belajar peserta didik
mengalami peningkatan yaitu sebelum tindakan dari 34 peserta didik hanya 8 orang yang mendapat nilai di atas KKM. Setelah
tindakan pada siklus 1 sebanyak 67,65% atau 23 orang mendapat nilai di atas KKM dan pada siklus 2 sebanyak 94,11% atau 32 orang peserta
didik mendapat nilai di atas KKM. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Take And Give dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas VI SDN Ciampel 01 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Kata kunci : Hasil
Belajar, Peristiwa Alam, Model Pembelajaran Take And Give
PENDAHULUAN
Pembelajaran
merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan
menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila
pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan
rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.
IPA
adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengait antara cara
yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).
Menurut
Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi alam
(Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan
cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar
secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).
Dari
beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
Latar belakang
penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VI SDN
Ciampel 01 dalam pembelajaran IPA materi mendeskripsikan peristiwa alam. Hal ini
terlihat dari hasil belajar 34 orang peserta didik, yang mendapat nilai di atas
KKM hanya 8 orang atau 23,53%. Hal ini disebabkan oleh guru hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan penugasan saja dalam pembelajaran sehingga peserta
didik merasa jenuh dalam pembelajaran yang mengakibatkan prestasi
belajarnyapun menurun.
Untuk mengatasi
masalah di atas peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran Take And Give. Dengan model pembelajaran
tersebut siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan
informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.
Rumusan masalah penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimanakah proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Take And Give pada materi Peristiwa Alam untuk
meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas VI SD Negeri Ciampel 01 semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimanakah
peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas VI SD Negeri Ciampel 01 pada materi Peristiwa Alam setelah menerapkan model pembelajaran Take And Give?
3. Bagaimanakah
perubahan perilaku peserta didik kelas VI SD
Negeri Ciampel 01 semester 2 setelah mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Take And Give?
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Pengertian Hasil Belajar
Masalah
belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh
keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu
pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang
dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di
sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan
kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil
belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82)
adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di
sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar
siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud
ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan
siswa.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu
mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa.
Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai
tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah
untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar
mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil.
Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila
hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil
belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya
uraikan dibawah ini, yaitu:
1. Faktor
internal (faktor dalam diri)
2. Faktor
eksternal (factor diluar diri)
3. Faktor
pendekatan belajar
Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek
fisiologis. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan
kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi,
istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena
mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini
meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Faktor psikologis
ini juga merupakan faktor kuat dari hasil belajar, intelegensi memang bisa
dikembangkan, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi
oleh faktor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk
terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah.
Faktor eksternal
Selain faktor
internal, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor
eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat.
2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan,
alam (cuaca).
Berbagai Peristiwa Alam
Rotasi Bumi
Bumi yang kita huni ini
tidak diam, tetapi berputar pada porosnya yang disebut rotasi bumi. Waktu yang
diperlukan bumi untuk melakukan satu kali rotasi disebut kala rotasi. Kala
rotasi bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit. Manusia tidak dapat merasakan rotasi
bumi, tetapi dapat merasakan akibat dari rotasi bumi tersebut.
Berikut
akibat rotasi bumi :
1.
Terjadinya siang dan
malam
2.
Terjadinya gerak semu
harian matahari
3.
Terjadinya perbedaan
waktu di berbagai tempat di bumi
4.
Terjadinya perbedaan
percepatan gravitasi bumi
5.
Terjadinya pembelokan
arah angin
6.
Terjadinya pembelokan
arah arus laut
Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Bumi
mengelilingi matahari pada orbitnya sekali dalam waktu 365¼.waktu 365¼ atau
satu tahun surya disebut kala revolusi bumi.
Ternyata poros bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan
miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini
diukur dari garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan
yang disebut dengan sumbu rotasi.
Revolusi ini menimbulkan beberapa gejala alam yang berlangsung secara
berulang tiap tahun diantaranya perbedaan lama siang dan malam, gerak semu
tahunan matahari, perubahan musim, dan perubahan penampakan rasi bintang, serta
kalender masehi.
Revolusi Bulan
Revolusi
bulan adalah gerak bulan mengelilingi bumi. Revolusi bulan adalah
peredaran bulan mengelilingi bumi. Jika malam telah datang, kamu dapat
melihat bulan. Hal ini disebabkan bulan menerima cahaya dari matahari,
kemudian dipantulkan ke bumi sehingga permukaan bulan jadi terang.
Gerhana Bulan
Pengertian gerhana bulan adalah peristiwa matahari, bumi, dan bulan
terletak pada satu garis sehingga bayangan bumi menutupi sebagian atau
keseluruhan bulan. Proses terjadinya
gerhana bulan adalah saat bumi berada di antara matahari dan bulan pada
satu garis yang sama. Akibatnya, sinar matahari tidak sampai ke bulan karena
terhalang oleh bumi.
Gerhana Matahari
Gerhana matahari adalah
peristiwa matahari, bulan, dan bumi terletak pada satu gari lurus. Bulan berada
diantara matahari dan bumi. Cahaya matahari terhalang oleh bulan baik itu
terhalang sebagaian ataupun terhalang keseluruhan.
Model Pembelajaran Take And Give
Model
Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran
yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang
diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain).
Kelebihan :
·
Siswa akan lebih cepat memahami
penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan
siswa yang lain.
·
Dapat menghemat waktu dalam
pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.
Kelemahan:
· Bila informasi yang disampaikan
siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima siswa lain pun akan
kurang tepat.
Langkah-langkah
Umum
1. Guru
menyiapkan kelas sebagaimana mestinya.
2. Guru
menjelaskan materi sesuai kompetensi yang sudah direncanakan selama 45 menit.
3. Untuk
memantapkan penguasaan siswa akan materi yang sudah dijelaskan, setiap siswa
diberikan satu kartu untuk dipelajari (dihapal) selama 5 menit.
4. Kemudian guru meminta semua siswa berdiri dan mencari
teman pasangan untuk saling menginformasikan materi yang telah diterimanya.
Tiap siswa harus mencatat nama teman pasangannya pada kartu yang sudah
diberikan.
5. Demikian seterusnya sampai semua siswa dapat saling
memberi dan menerima materi masing-masing (take
and give).
6. Guru mengevaluasi keberhasilan model pembelajaran take
and give dengan memberikan siswa pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya
(kartu orang lain).
7. Guru dan
siswa membuat kesimpulan bersama mengenai materi pelajaran.
8. Guru menutup
pelajaran.
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan
model pembelajaran Take And Give terdapat peningkatan hasil belajar materi Peristiwa Alam pada peserta didik kelas VI semester 2 SD Negeri Ciampel 01 Tahun Pelajaran 2014/2015.
model pembelajaran Take And Give terdapat peningkatan hasil belajar materi Peristiwa Alam pada peserta didik kelas VI semester 2 SD Negeri Ciampel 01 Tahun Pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini
penulis mengambil tempat di SDN Ciampel 01 Kecamatan
Kersana Kabupaten Brebes. Waktu
untuk penelitian ini selama 3
bulan mulai bulan Maret sampai
Mei 2015, pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VI
SDN Ciampel 01 Kecamatan
Kersana Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015 jumlah siswa 34 siswa.
Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah tes hasil belajar dan
observasi. Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini ada 2
macam yaitu butir soal dan lembar observasi.
Metode yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran
dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
merencanakan (planning), melakukan
tindakan (acting), mengamati (observing), dan refleksi (reflecting).
INDIKATOR KEBERHASILAN
1.
Rata-rata keaktifan siswa lebih
dari 85%
2.
Ketuntasan belajar peserta didik
lebih dari 85%
3.
Rerata secara klasikal minimal 70
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi, revolusi bulan, peristiwa terjadinya
gerhana bulan dan gerhana matahari.
Dalam pembelajaran ini guru menerapkan metode demonstrasi,
tanya jawab dan penugasan.
Dari hasil pengamatan selama pembelajaran di kelas menunjukan bahwa hasil belajar siswa rendah. Ditemukan bahwa dari 34 orang
peserta didik, yang mendapat nilai di atas KKM hanya 8 orang atau 23,53%.
Deskripsi Siklus 1
1. Perencanaan
Menyusun RPP, menyiapkan media pembelajaran, instrumen
observasi.
2. Tindakan
Pada
tahap ini guru mengimplementasikan Rencana Perbaikan Pembelajaran I dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
·
Guru menyiapkan kelas sebagaimana mestinya.
·
Guru menjelaskan materi sesuai kompetensi yang sudah
direncanakan selama 45 menit.
·
Untuk memantapkan penguasaan siswa akan materi yang
sudah dijelaskan, setiap siswa diberikan satu
·
kartu untuk dipelajari (dihapal) selama 5 menit.
·
Kemudian guru meminta semua siswa berdiri dan mencari
teman pasangan untuk saling menginformasikan materi yang telah diterimanya.
Tiap siswa harus mencatat nama teman pasangannya pada kartu yang sudah
diberikan.
·
Demikian seterusnya sampai semua siswa dapat saling
memberi dan menerima materi masing-masing (take
and give).
·
Guru mengevaluasi keberhasilan model pembelajaran take and give dengan memberikan siswa
pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
·
Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama mengenai
materi pelajaran.
·
Guru menutup pelajaran.
3. Observasi (observing)
Pada tahap observasi,
teman sejawat bertindak sebagai pengamat yang selalu mencatat/merekam
kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Hasil
pengamatan observer ini sebagai salah satu pertimbangan dalam memutuskan
tindakan yang tepat untuk menindaklanjuti kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Refleksi
Hasil diskusi antara
peneliti dan pengamat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Take And
Give cukup
meningkatkan hasil belajar siswa. Namun masih ditemukan beberapa peserta
didik yang mendapat nilai di bawah KKM.
Tabel 1 Hasil
Belajar Siklus 1
No
|
Skor
(S)
|
Frekuensi
(F)
|
(%)
|
S x F
|
1
|
100
|
3
|
9
|
300
|
2
|
90
|
8
|
23
|
720
|
3
|
80
|
10
|
29
|
800
|
4
|
70
|
2
|
6
|
140
|
5
|
60
|
6
|
18
|
360
|
6
|
50
|
5
|
15
|
250
|
Jumlah
|
34
|
100
|
2570
|
|
Rata-rata nilai = ∑SF =2570 = 75,58
27
|
Tabel 2 Pengamatan Keaktifan Siswa
Siklus 1
No
|
Kategori
|
Frekuensi (F)
|
Persen
(%)
|
1
|
Sangat
Aktif
|
8
|
24
|
2
|
Aktif
|
12
|
35
|
3
|
Cukup
Aktif
|
8
|
24
|
4
|
Kurang
Aktif
|
4
|
12
|
5
|
Tidak
Aktif
|
2
|
5
|
Jumlah
|
34
|
100
|
Dari kedua tabel di atas ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Rata-rata keaktifan siswa 82%
2.
Ketuntasan belajar peserta didik
68%
3.
Rerata secara klasikal minimal 75,58
Hasil pengamatan pada siklus I belum memenuhi kriteria
indikator keberhasilan meski rerata klasikal telah melebihi 70 tetapi
ketuntasan belajar dan rata-rata keaktifan masih di bawah indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Maka penelitian di lanjut ke siklus 2.
Deskripsi Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus 2 ini merupakan pelaksanan
dari perencanaan tindakan yang telah disusun yaitu RPP yang telah
diperbaiki dan disempurnakan, sehingga kekurangan pada siklus 1 dapat
diperbaiki.
Langkah-langkah pembelajaran
pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Menyusun RPP, menyiapkan media pembelajaran, instrumen
observasi.
2. Tindakan
·
Guru menyiapkan kelas sebagaimana
mestinya.
·
Guru menjelaskan materi sesuai
kompetensi yang sudah direncanakan selama 45 menit di sertai media gambar.
·
Untuk memantapkan penguasaan siswa
akan materi yang sudah dijelaskan, setiap siswa diberikan satu kartu untuk
dipelajari (dihapal) selama 5 menit.
·
Kemudian guru meminta semua siswa
berdiri dan mencari teman pasangan untuk saling menginformasikan materi yang
telah diterimanya. Tiap siswa harus mencatat nama teman pasangannya pada kartu
yang sudah diberikan.
·
Demikian seterusnya sampai semua
siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
·
Guru mengevaluasi keberhasilan model
pembelajaran take and give dengan
memberikan siswa pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang
lain).
·
Guru dan siswa membuat kesimpulan
bersama mengenai materi pelajaran.
·
Guru menutup pelajaran.
3. Observasi(Observing)
Pada
tahap observasi, teman sejawat telah melakukan pengamatan terhadap proses
kegiatan pembelajaran dan mencatat hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran, mengenai hasil belajar
dan keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik telah meningkat cukup
signifikan.
Tabel 1 Hasil Belajar
Siklus 2
No
|
Skor
(S)
|
Frekuensi
(F)
|
(%)
|
S x F
|
1
|
100
|
8
|
24
|
800
|
2
|
90
|
15
|
44
|
1350
|
3
|
80
|
7
|
20
|
560
|
4
|
70
|
2
|
6
|
140
|
5
|
60
|
2
|
6
|
120
|
6
|
50
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
34
|
100
|
2970
|
|
Rata-rata nilai = ∑SF =2970 = 87,35
27
|
Tabel Pengamatan Keaktifan Siswa
Siklus 2
No
|
Kategori
|
Frekuensi (F)
|
Persen
(%)
|
1
|
Sangat Aktif
|
18
|
53
|
2
|
Aktif
|
10
|
29
|
3
|
Cukup Aktif
|
5
|
15
|
4
|
Kurang Aktif
|
1
|
3
|
5
|
Tidak Aktif
|
-
|
-
|
Jumlah
|
34
|
100
|
Dari kedua tabel di atas ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Rata-rata keaktifan siswa 97%.
2.
Ketuntasan belajar peserta didik
94%.
3.
Rerata secara klasikal minimal
87,35.
4. Refleksi
Hasil
diskusi antara peneliti dan pengamat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menerapkan
model pembelajaran Take And Give pada siklus 2 ini dapat
meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan
peserta didik. Hasil pengamatan pada siklus II telah memenuhi semua
kriteria indikator keberhasilan sehingga penelitian dinyatakan berhasil.
Grafik 1 Ketuntasan Hasil
Belajar
Dengan melihat grafik ketuntasan hasil belajar di atas dapat diperoleh data
sebagai berikut :
a. Pada
tahap prasiklus hanya 8 orang atau
23,53%
peserta didik yang mendapat nilai
di atas KKM.
b. Sedangkan
pada tahap siklus I telah mencapai 23 orang atau 68% peserta
didik yang mendapat nilai di atas KKM.
c. Pada
siklus II mencapai 32 orang atau 94% peserta
didik yang mendapat nilai di atas KKM.
Pembahasan dari Setiap Siklus
Pada prasiklus hasil belajar peserta didik masih rendah dari 34 orang,
yang dinyatakan tuntas hanya 8 orang. Dari data tersebut peneliti ingin memperbaiki pembelajaran agar peserta didik mendapat nilai lebih baik
lagi dalam pembelajaran. Guru dan teman
sejawat berdiskusi untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada dua siklus. Pada
siklus I hasil belajar dan keaktifan
peserta didik mengalami peningkatan tapi masih belum memenuhi kriteria keberhasilan persentase ketuntasan
belajar hanya 68%, rata-rata hasil belajar 75,58, persentase keaktifan 82%. Guru
dan teman sejawat melakukan perbaikan pada siklus II, didalam siklus II ini hasil belajar dan keaktifan
peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan yaitu persentase ketuntasan hasil belajar 94%, rerata klasikal
87,35, dan persentase keaktifan 97%. Maka dengan itu penelitian ini dinyatakan berhasil dan berakhir di siklus 2.
PENUTUP
Simpulan
1. Model Pembelajaran Take And Give merupakan model
pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi
pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain).
2. Penerapan model
pembelajaran Take And Give dapat
meningkatkan hasil belajar materi Peristiwa Alam pada peserta
didik kelas VI SD Negeri Ciampel 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Penerapan model
pembelajaran Take And Give dapat merubah perilaku siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung: Yrama Widya, 2006.
Arikunto,
Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Asma,
Nur, Model Pembelajaran Kooperatif, t.t.p:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan, 2006.
Isjoni,
Cooperative Learning Efektifitas
Pembelajaran Kooperatif, Bandung: Alfabeta, 2010.
Kuntjojo, Model – Model Pembelajaran, Kediri: Universitas Nusantara PGRI
Kediri Panitia Sertifikasi Guru Rayon 43, 2010.
Moleong,
Lexy J., Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Mufarokah,
Anissatul, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta:
Teras, 2009.
,
Menjadi Guru Profesional, Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Sagala,
Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran,
Bandung: Alfabeta, 2003.
Soedjadi,
Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia
Konstansi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan , Jakarta, DIRJEN
Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 2000.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,
Kompetensi dan Praktiknya, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2003.
Sulistyorini,
Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Yogyakarta: Teras, 2009.
Sumiati,
Asra, Metode Pembelajaran, Bandung:
Wacana Prima, 2007: Pustaka Belajar, 2009.
Undang-
Undang Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan dan Undang- Undag
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Jakarta: Asa Mandiri, 2009.
No comments:
Post a Comment