PENERAPAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM)
DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
GURU KELAS
DI SD NEGERI SUTAMAJA 02 KECAMATAN
KERSANA
KABUPATEN
BREBES TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Tokhidin
(Kepala
Sekolah SDN Sutamaja 02 Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes)
|
ABSTRAK
Latar belakang
dari penelitian ini adalah kompetensi guru kelas dalam melaksanakan
pembelajaran masih rendah karena belum
menggunakan berbagai metode yang relevan; jarang memanfaatkan media atau alat
peraga; dan nampak belum menguasai materi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru kelas dalam
Kegiatan Belajar Mengajar. Model pembinaan yang diterapkan yaitu Pendekatan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Penelitian
dilaksanakan di SD Negeri Sutamaja 02 Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes pada
semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam bentuk Penelitian Tindakan (Action
Research). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan urutan prosedur di
mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keberhasilan dalam penelitian ini
guru kelas dapat menguasai
kompetensi pembelajaran melalui penerapan pendekatan PAKEM sehingga mencapai rata-rata lebih dari 29,00 dan
berkategori sangat baik. Hasil Penelitian pada siklus I rata-rata kemampuan
guru kelas dalam kegiatan belajar mengajar mencapai 27,17 dan pada siklus II terjadi peningkatan sehingga rata-ratanya
mencapai 32,67 sehingga penelitian dikatakan berhasil karena rata-rata kompetensi
guru kelas melebihi 29,00. Tindakan pembinaan guru kelas melalui pendekatan
PAKEM sangat efektif untuk meningkatkan kompetensi guru kelas dalam Kegiatan
Belajar Mengajar.
Kata kunci : Pendekatan PAKEM, Kompetensi Guru, Kegiatan
Belajar Mengajar
PENDAHULUAN
Pembelajaran
merupakan istilah yang dulu dikenal dengan nama kegiatan belajar dan mengajar.
Belajar dilakukan oleh siswa dan mengajar dilakukan oleh guru. Guru dalam
pembelajaran berpedoman pada prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum.
Dalam Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa prinsip
pelaksanaan kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi
dan multimedia. Seperti juga dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyebutkan salah satu
kompetensi guru kelas SD/MI adalah agar guru mampu menggunakan media
pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran
SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. Selain itu, guru agar
mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
Guru
harus mampu mengimplementasikan
prinsip ini agar tujuan pembelajaran berhasil sesuai yang diharapkan. Media
atau alat peraga dan strategi atau metode yang digunakan dalam pembelajaran
terutama untuk meningkatkan motivasi, minat, dan hasil belajar siswa. Namun kenyataannya guru di SD Negeri
Sutamaja 02 belum seperti yang diharapkan,
karena kompetensi guru dalam melaksanaan pembelajaran
masih rendah. Guru mengajar belum menggunakan berbagai metode yang relevan;
jarang memanfaatkan media atau alat peraga; dan nampak belum menguasai materi.
Amanat
Permendiknas dan kenyataan guru di atas, bagi Peneliti selaku Kepala Sekolah
merupakan sebuah tantangan sekaligus memunculkan harapan. Melihat kenyataan
kondisi guru kelas SD Negeri Sutamaja 02 dalam kemampuan melaksanakan pembelajaran masih rendah,
menuntut upaya seluruh pihak terkait khususnya Kepala Sekolah untuk
mengupayakan agar kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah
meningkat.
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan; Kreatif dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa; Efektif bermakna bahwa proses pembelajaran
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa, sedangkan Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi.
Berdasarkan kenyataan di atas penulis mencoba mengadakan
penelitian tindakan sekolah untuk mengetahui efektivitas penerapan pendekatan
PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Sutamaja 02 untuk meningkatkan kompetensi guru kelas.
Dari latar belakang
dan identifikasi di atas, di rumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah proses
penerapan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM untuk meningkatkan kompetensi guru kelas SDN Sutamaja 02?
2.
Bagaimanakah
peningkatan kompetensi guru kelas SDN Sujamaja 02 setelah penerapan pendekatan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)?
3.
Bagaimanakah
tanggapan guru kelas terhadap kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala
sekolah?
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Pengertian
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik
tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat
jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik pula.
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga
siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai
berikut:
1.
Siswa terlibat dalam berbagai
kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan
pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru menggunakan berbagai alat bantu
dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.
Guru menerapkan cara mengajar yang
lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.
Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Tabel 1 Kegiatan Belajar Mengajar dan kemampuan guru yang sesuai dengan pendekatan PAKEM
KEMAMPUAN GURU
|
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
|
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong
siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan KBM dengan kegiatan yang beragam,
misalnya:
ü Percobaan
ü
Diskusi kelompok
ü Memecahkan
masalah
ü Mencari
informasi
ü
Menulis laporan/puisi/ cerita
ü
Berkunjung keluar kelas
|
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang
beragam
|
Sesuai mata pelajaran guru
menggunakan misalnya:
ü Alat yang
tersedia/ dibuat
sendiri
ü Gambar
ü Studi
Kasus
ü Nara
Sumber
ü Lingkungan
|
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
ü Melakukan
percobaan, pengamatan atau wawancara
ü Mengumpulkan data atau jawaban dan mengolahnya sendiri
ü Menarik
kesimpulan
ü Memecahkan
masalah atau mencari rumus sendiri
ü Menulis laporan/ hasil karya
lain dengan kata-kata sendiri
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan gagasan secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
ü Diskusi
ü Lebih
banyak pertanyaan terbuka
ü
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
|
ü Siswa
dikelompok sesuai dengan kemampuan (untuk tugas/kegiatan tertentu)
ü Bahan
belajar disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut
ü Tugas
perbaikan atau pengayaan diberikan
|
Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari
|
ü Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri
ü Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai KBM dan kemajuan siswa
secara terus menerus
|
ü Guru
memantau kerja siswa
ü Guru
memberikan umpan balik
|
Kompetensi
Guru
Kompetensi guru
berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang
kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat
diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan
suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman
tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya
belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi
profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan
cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Kompetensi
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Anonim, 2003:5)
Dengan
demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan (Anonim,
2005:8). Kompetensi sertifikasi guru yang dimaksud adalah meliputi kompetensi
paedagogik, kompetensi kepribadian kompetensi profesional dan sosial yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh guru akan
diwujudkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara
profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Dengan demikian standar
kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau di persyaratkan dalam
bentuk penguasaan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan
untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas kualifikasi dan
jenjang pendidikan.
Dalam dunia
pendidikan, guru adalah merupakan faktor vital dalam pelaksanaan pendidikan,
karena ia akan dapat memberikan makna
terhadap masa depan anak didik.
Untuk
mewujudkan semua itu, guru diberikan tugas dan tanggung jawab terhadap
keberhasilan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 pada
pasal 35 disebutkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok, yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan
(Anonim, 2005:21)
Standar
kompetensi guru meliputi 3 komponen yaitu: 1) pengelolaan pembelajaran, 2)
pengembangan potensi dan 3) penguasaan akademik (Anonim, 2003:11).
Masing-masing komponen kompetensi mencangkup seperangkat pengetahuan guru
sebagai pribadi yang utuh harus memiliki sikap dan kepribadian yang positif.
Sikap dan kepribadian tersebut senantiasa melekat pada setiap komponen kompetensi
yang menunjang profesi guru.
Kompetensi profesional seorang guru
adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia
dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi
pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar. Keberhasilan
guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh ketiganya dengan
penekanan pada kemampuan mengajar. Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru
profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi
tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap guru atau
calon guru untuk mewujudkannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi, di antaranya yaitu:
1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang
dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
pengevaluasian hasil belajar.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang bermental sehat dan
stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif, sopan santun, disiplin, jujur, rapi,
serta menjadi uswatun hasanah bagi peserta didik.
3. Kompetensi profesional, yaitu
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan memiliki berbagai
keahlian di bidang pendidikan.
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi baik dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat,
sesama pendidik/ teman sejawat dan dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/
komite sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan
budaya masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan sosial.
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan pendekatan Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam kegiatan belajar
mengajar terdapat peningkatan kompetensi guru kelas di SD Negeri Sutamaja 02 Tahun
Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri
Sutamaja 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 dimulai bulan Januari sampai
dengan April 2016. Subjek penelitian Tindakan Sekolah ini adalah guru kelas SD
Negeri Sutamaja 02 yang berjumlah 6 orang.
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini data yang
dianalisis berupa data kuantitatif interval menggunakan skala likert. Data
tersebut bersumber dari hasil pengukuran tingkat kompetensi guru dalam program
kerja.
Untuk melengkapi kesimpulan hasil Penelitian Tindakan
Sekolah ini, diperlukan juga tanggapan guru atas kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Data mengenai tanggapan guru diperoleh dari angket yang diisi oleh guru pada
setiap tahapan siklus.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan catatan
data lapangan, wawancara, hasil tes dan catatan hasil refleksi/diskusi yang
dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti. Penentuan teknik tersebut
didasarkan ketersediaan sarana dan prasana dan kemampuan yang dimiliki peneliti
dan mitra peneliti.
Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah
ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap,
yaitu merencanakan (planning),
melakukan tindakan (acting),
mengamati (observing), dan refleksi (reflecting).
Indikator Kinerja
Penelitian ini dinyatakan
berhasil apabila pendekatan PAKEM di SD Negeri Sutamaja 02 dapat meningkatkan
kompetensi guru kelas dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat
menghasilkan prestasi pada anak didik.
Keberhasilan yang ingin dicapai adalah pada akhir
penelitian pada tahun pelajaran 2015/2016 guru kelas di SD Negeri Sutamaja 02 dapat
menguasai kompetensi pembelajaran melalui pendekatan PAKEM secara nyata, dengan
rata rata asfek kemampuan guru lebih dari 29,00 sehingga berkategori sangat baik .
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan
hasil observasi kondisi guru kelas SD Negeri Sutamaja 02 dalam kemampuan melaksanakan
pembelajaran masih rendah, menuntut upaya seluruh pihak terkait khususnya
Kepala Sekolah untuk mengupayakan agar kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran di sekolah meningkat.
Deskripsi Siklus I
Tujuan yang
ingin dicapai dalam PTS ini adalah a) Meningkatkan pemahaman Guru Kelas SDN Sutamaja 02 dalam
mengembangkan PAKEM; b) Meningkatkan keterampilan Guru Kelas SDN Sutamaja 02 dalam
mengembangkan PAKEM; dan, 3) Meningkatkan kompetensi guru kelas dalam
kegiatan belajar mengajar.
a. Perencanaan
a. Perencanaan
1)
Memberikan tugas kepada guru untuk
membuat persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan PAKEM yang akan digunakan pada siklus ini.
2)
Mempersiapkan lembar observasi untuk
melihat bagaimana kondisi belajar mengajar.
3)
Mempersiapkan daftar pertanyaan yang
akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru
sebagai mitra peneliti.
b. Pelaksanaan
a) Mengamati
atau memberikan penilaian persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru yang menjadi subyek penelitian untuk
digunakan pada siklus 1 ini.
b) Memonitoring atau mensupervisi kegiatan pelaksanaan skenario
pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. Kegiatan kepala
sekolah sebagai peneliti adalah mengamati jalannya proses pembelajaran dengan
menggunakan instrumen observasi, sementara kegiatan guru sebagai mitra peneliti
adalah melaksanakan kegiatan pengajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya.
c. Observasi
1) Mengobservasi penampilan guru
2) Mengobservasi aktivitas siswa
d. Refleksi
Ada dua hal yang menjadi fokus
refleksi pada siklus ini, yakni 1) Apakah RPP yang dibuat sudah mengedepankan
pendekatan PAKEM terutama dilihat dari skenario atau langkah-langkah
pembelajarannya; 2) Apakah pelaksanaan pembelajarannya juga sudah mengedepankan pendekatan PAKEM.
Tabel 2 Hasil Observasi
Penampilan Guru
Siklus I
No.
|
Nama Guru
|
Guru Kelas
|
Jumlah Skor
|
1.
|
Umar Said,
S.Pd.SD
|
Guru kelas I
|
28
|
2.
|
Dedy
Setiawan, S.Pd.SD
|
Guru Kelas II
|
27
|
3.
|
Teguh .I.P,
S.Pd.SD
|
Guru Kelas
III
|
30
|
4.
|
Riyanti,
S.Pd.SD
|
Guru Kelas IV
|
26
|
5.
|
Siti
Fatimah, S.Pd.SD
|
Guru
Kelas V
|
27
|
6.
|
Sutedjo,
S.Pd.SD
|
Guru
Kelas VI
|
25
|
|
Jumlah
|
|
163
|
|
Rata-Rata
|
|
27,17
|
|
Kategori
|
|
Baik
|
Keterangan
=
Kriteria penilaian
sebagai berikut:
1 = sangat tidak baik
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
Pedoman Penafsiran Skor
ü Jumlah skor 0 – 7 = Sangat tidak baik
ü Jumlah skor 8 – 14 = Tidak baik
ü Jumlah skor 15 – 21 = Kurang baik
ü Jumlah skor 22 – 28 = Baik
ü Jumlah skor 29 – 35 = Sangat baik
Berdasarkan
tabel di atas dan dengan berpedoman pada penafsiran skor tersebut, terlihat
bahwa rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
dilakukan oleh 6 orang guru kelas yang menjadi subyek penelitian masih di bawah
29,00 atau belum dikategorikan sangat baik. Maka penelitian di lanjutkan ke siklus II.
Deskripsi Siklus II
Sebagaimana dijelaskan pada siklus I, tujuan yang ingin dicapai dalam
PTS ini adalah a) Meningkatkan pemahaman Guru Kelas SDN Sutamaja 02 dalam mengembangkan PAKEM; b)
Meningkatkan keterampilan Guru Kelas SDN Sutamaja 02 dalam
mengembangkan PAKEM; dan, 3) Meningkatkan kompetensi guru kelas dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan
hasil refleksi menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan keterampilan guru dalam
menerapkan pendekatan PAKEM (terutama dalam pemilihan metode yang variatif dan
dapat memotivasi keterlibatan atau partisipasi siswa dalam belajar) masih
rendah sehingga berimplikasi pada masih rendahnya keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. Maka fokus PTS pada siklus ini
adalah meningkatan keterampilan guru dalam pemilihan metode yang mengedepankan pendekatan PAKEM.
a. Perencanaan
Seusai
dengan fokus tujuan di atas, kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus 2
adalah sebagai berikut:
1) Memberikan tugas kepada guru untuk
membuat persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan PAKEM yang akan digunakan pada siklus 2 ini.
2) Mempersiapkan lembar observasi untuk
melihat bagaimana kondisi belajar mengajar.
3) Mempersiapkan daftar pertanyaan yang
akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru
sebagai mitra peneliti.
b. Pelaksanaan
1) Mengadakan diskusi dan memberi
pendampingan bagi guru untuk membuat persiapan mengajar atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan pendekatan PAKEM untuk
digunakan pada silkus 2 ini
2) Memonitoring atau mensupervisi kegiatan pelaksanaan skenario
pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. Kegiatan kepala
sekolah sebagai peneliti adalah mengamati jalannya proses pembelajaran dengan
menggunakan instrumen observasi, sementara kegiatan guru sebagai mitra peneliti
adalah melaksanakan kegiatan pengajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya.
c. Observasi
1) Mengobservasi penampilan guru
2) Mengobservasi aktivitas siswa
d. Refleksi
Ada dua hal yang menjadi fokus
refleksi pada siklus ini, yakni 1) Apakah RPP yang dibuat sudah mengedepankan
pendekatan PAKEM terutama dilihat dari skenario atau langkah-langkah
pembelajarannya; 2) Apakah pelaksanaan pembelajarannya juga sudah mengedepankan pendekatan PAKEM.
Berikut data hasil pengamatan siklus II:
Berikut data hasil pengamatan siklus II:
Tabel 2 Hasil Observasi
Penampilan Guru
Siklus II
No.
|
Nama Guru
|
Guru Kelas
|
Jumlah Skor
|
1.
|
Umar Said,
S.Pd.SD
|
Guru kelas I
|
33
|
2.
|
Dedy
Setiawan, S.Pd.SD
|
Guru Kelas II
|
32
|
3.
|
Teguh .I.P,
S.Pd.SD
|
Guru Kelas
III
|
34
|
4.
|
Riyanti,
S.Pd.SD
|
Guru Kelas IV
|
32
|
5.
|
Siti
Fatimah, S.Pd.SD
|
Guru
Kelas V
|
33
|
6.
|
Sutedjo,
S.Pd.SD
|
Guru
Kelas VI
|
32
|
|
Jumlah
|
|
196
|
|
Rata-Rata
|
|
32,67
|
|
Kategori
|
|
Baik
|
Berdasarkan
tabel di atas dan dengan berpedoman pada penafsiran skor tersebut, terlihat
bahwa rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam siklus
II ini meningkat menjadi 32,67 dalam arti
dikategorikan sangat baik.
Maka penelitian di akhiri sampai siklus II.
Pembahasan dari Setiap Siklus
Pembahasan pada
Siklus I
Gambaran tingkat kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan PAKEM terlihat pada
grafik 1 berikut:
Grafik 1 Tingkat Kemampuan Guru Berdasarkan Pendekatan
PAKEM
Siklus I
Dari paparan grafik di atas
tingkat kompetensi guru dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, terlihat bahwa dari
6 orang guru kelas yang menjadi subjek penelitian hanya satu orang yang memperoleh
rata-rata skor diatas 29,00 atau kategori sangat baik sehingga penelitian di
lanjut ke siklus II.
Pembahasan Pada
Siklus II
Gambaran tingkat kompetensi
guru dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan pendekatan PAKEM pada siklus
II terlihat pada grafik 2 berikut:
Grafik 1 Tingkat Kemampuan Guru Berdasarkan
Pendekatan PAKEM Siklus II
Dari paparan grafik di atas
tingkat kompetensi guru dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan
yang sangat signifikan, terlihat bahwa dari
6 orang guru kelas yang menjadi subjek penelitian semua guru memperoleh
rata-rata skor diatas 29,00 atau kategori sangat baik sehingga penelitian
dinyatakan berhasil.
PENUTUP
Simpulan
1.
PAKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan yaitu menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif, menciptakan
kegiatan belajar yang beragam, efektif dalam waktu dan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
2.
Kegiatan bimbingan
melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) sangat efektif untuk meningkatkan kompetensi guru kelas
kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Sutamaja 02.
3.
Guru memberikan
tanggapan yang baik terhadap tindakan bimbingan yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah dan memicu motivasi mereka untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Danial,
Endang AR., Dr. H. M.Pd. (2003) Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
Direktorat PLP, Dirjendikdasmen, Depdiknas.
Depdiknas.
(2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta:
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoral Pendidikan Lanjutan
Pertama.
Depdiknas.
(2005). Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui
Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.
(2009). Draf Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta : Depdiknas.
Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Hasibuan
dan Moedjino. (1996).
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.
Hidayat,
Kosadi, dkk.. (1987).
Strategi Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta.
Munandir.
(2001). Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM
Press.
Silberman,
Melvin L (2002). Active Learning, 101
Strategi Pembelajaran. Yogyakarta:
Yappendis.
Sudirman,
dkk. (1987). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.
Sudjana.
(1992) Metoda Statistik. Bandung:
Tarsito.
No comments:
Post a Comment