PENINGKATAN MOTIVASI
BELAJAR MATERI PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA PESERTA DIDIK
KELAS
VI SD NEGERI LAREN 04
KECAMATAN
BUMIAYU KABUPATEN BREBES
SEMESTER 1
TAHUN 2015/2016
Nurkhasanah
(Guru SDN Laren 04 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes)
ABSTRAK
Latar belakang
penelitian adalah motivasi belajar peserta didik kurang dan cenderung tidak
bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VI SD Negeri Laren 04 pada
materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup. Model pembelajaran yang diterapkan yaitu
model pembelajaran examples non examples. Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah pada akhir siklus 75% mencapai
ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase
ketuntasan minimal dan rata-rata nilai klasikal dalam proses pembelajaran yaitu
pada Pra Siklus ketuntasan 20%
rata-rata 57, siklus
I ketuntasan 50%
rata-rata 69, dan siklus
II ketuntasan 90%
rata-rata 86. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan motivasi belajar materi Perkembangbiakan
Makhluk Hidup pada peserta didik kelas VI SDN Laren 04 Semester
I Tahun pelajaran 2015/2016.
Kata kunci : Motivasi Belajar, Model Pembelajaran
Examples Non Examples, Perkembangbiakan Makhluk Hidup
PENDAHULUAN
Dalam
pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat
dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang
lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan
dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi
melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika
serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan
yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung
jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Keberhasilan belajar peserta didik dapat ditentukan oleh motivasi belajar
yang dimilikinya. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
cenderung prestasinya pun akan tinggi pula, sebaliknya peserta didik yang
memiliki motivasi belajar rendah akan rendah pula prestasinya. Dalam proses
pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis dan penting. Sering
terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk
belajar sehingga peserta didik tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
Untuk SD Negeri Laren 04 motivasi belajar
peserta didik kurang dan cenderung tidak bersemangat dalam proses pembelajaran
di kelas. Ini dapat di lihat dari proses pembelajaran hasil ulangan harian materi
sumber daya alam di kelas VI yang hanya mencapai nilai rata-rata 57. Dari
pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar
ribut dan bermain-main di kelas.
Hal itu dapat disebabkan karena motivasi peserta didik yang kurang
dicermati oleh pendidik, hal ini menimbulkan kejenuhan selama proses
pembelajaran di kelas.
Untuk menumbuhkan motivasi peserta didik, pendidik harus kreatif dalam
proses pembelajaran, salah satunya dengan memberikan dorongan semangat untuk
belajar dan penggunaan metode yang bervariasi. Dengan penggunaan metode yang
bervariasi akan merangsang dan memotivasi kembali semangat belajar peserta
didik.
Metode pembelajaran dewasa ini pada umumnya menggunakan metode pendekatan
sistem. Pendekatan ini pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem yang
mempunyai komponen (materi, metode, alat dan evaluasi) yang saling berinteraksi
dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran examples non
examples merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat
peraga seperti gambar, dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam
pembelajran yaitu siswa melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya. Berdasarkan
alasan tersebut penerapan
model pembelajaran examples non examples diharapkan dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu
1. Bagaimanakah proses
penerapan model pembelajaran examples non
examples untuk meningkatkan motivasi belajar materi sumber daya alam pada peserta
didik kelas VI SD Negeri Laren 04 Semester 1 Tahun 2015/2016?
2. Bagaimanakah peningkatan
motivasi belajar materi sumber daya alam pada
peserta didik kelas VI SD Negeri Laren 04 Semester 1 Tahun
2015/2016 setelah penerapan model pembelajaran examples non examples?
3. Bagaimanakah
perubahan perilaku pada
peserta didik kelas IV SD Negeri Laren 04 setelah penerapan
model pembelajaran examples non examples?
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi
adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang
dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah pada pencapaian suatu tujuan
tertentu. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam proses
belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki
motivasi dalam belajar, mustahil akan melakukan aktivitas belajar. Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan tidak mudah kebutuhannya.
Motivasi memiliki peran yang strategi dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak
ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Sebab motivasi adalah gejala
psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau
usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut
Abdul Madjid, motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu
untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Motivasi terbentuk oleh suatu
tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Kondisi
tersebut yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan yang disebut
dengan motivasi.
Berdasarkan
uraian di atas, memotivasi anak adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar
anak bersedia dan mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh
orang tua atau pendidik, anak yang memiliki motivasi akan memungkinkan ia untuk
mengembangkan dirinya sendiri.
Ada 2 fungsi
motivasi dalam proses pembelajaran:
1)
Mendorong siswa
untuk beraktifitas
2)
Motivasi berfungsi
sebagai pengarah
Motivasi dapat
dibedakan menjadi 2:
1)
Motivasi intrinsik adalah
segala hal dan keadaan yang berasal dari dalam siswa yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar;
2)
Motivasi ekstrinsik
adalah segala hal dan keadaan yang berasal dari luar individu yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Keberhasilan proses
belajar mengajar dapat di lihat dalam motivasi yang ditunjukan oleh para
peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Menurut Sumiati
dan Astra (Metode Pembelajaran) indikator motivasi adalah:
1)
Kesungguhan mereka
dalam melakukan berbagai proses pembelajaran
2)
Ketelitian dan
ketekunannya dalam proses pembelajaran.
3)
Munculnya dorongan
belajar.
Pendapat yang lain dari Tim Pengembang Ilmu Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, dituliskan bahwa indikator motivasi adalah:
1) Memperkuat perilaku peserta didik.
2) Membangkitkan daya respon peserta didik.
3) Berusaha keras meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.
4) Berusaha memperoleh hasil belajar dengan nilai yang tinggi.
Sedang dalam buku Memotivasi Siswa Dikelas & Gagasan dan Strategi yang ditulis oleh Gavin Reid, disebutkan indikator motivasi adalah:
1) Merasa tertantang
2) Pencapaian prestasi
3) Kreatif
4) Percaya diri
5) Kemajuan
Adapun beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu:
1) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
2) Menimbulkan rasa ingin tahu
3) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh peserta didik
4) Menggunakan simulasi dan permainan
5) Menuntut peserta didik untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.
6) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemahirannya.
Cara pendidik memotivasi peserta didik untuk belajar:
1) Memberikan motivasi belajar kepada siswa
2) Mengembangkan motivasi dan sikap semangat belajar
3) Mengarahkan siswa kepada tujuan yang ingin dicapai
4) Membangkitkan minat belajar
5) Membimbing siswa mengatur waktu dan disiplin dalam belajar
6) Memberi kesempatan siswa untuk aktif
7) Menggunakan metode dan kegiatan pembelajaran yang bervariasi
8) Memberikan tugas yang menantang kepada siswa
9) Berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa secara aktif
10) Menciptakan suasana kelas yang mendukung belajar
11) Mendorong siswa untuk belajar yang bermakna
Pendidik juga dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar peserta didik dapat belajar dengan baik. Adapun cara yang digunakan pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik antara lain:
1) Memberi hadiah/ reward
2) Menciptakan kompetensi
3) Memberikan ulangan
4) Memberi pujian
5) Memberi angka
Prinsip motivasi :
1) Prinsip kompetisi : persaingan secara sehat.
2) Prinsip pemacu : dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu.
3) Prinsip ganjaran dan hukuman: ganjaran yang diberikan akan meningkatkan motivasi sedangkan hukuman akan menimbulkan motivasi untuk tidak melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu.
Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehiduapn sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalaui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan
ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat
suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inquiri) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karen itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA
di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta
didik untuk membangun kemampuan,
bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Perkembangbiakan
Makhluk Hidup
Adapun perkembangbiakan makhluk hidup dibagi
dalam 2 cara, yaitu secara generatif dan vegetatif.
1. Perkembangbiakan Secara Generatif
Perkembangbiakan secara generatif ini
merupakan perkembangbiakan yang proses pembentukan individu baru diawali dengan
pertemuan sel kelamin jantan dengan betina. Perkembangbiakan ini juga biasa
disebut dengan perkembangbiakan dengan cara kawin.
Setelah sel kelamin jantan (sel sperma)
bertemu dengan sel kelamin betina (sel telur) bertemu dan terjadi pembuahan,
terbentuklah zigot. Zigot inilah yang nantinya akan jadi individu baru.
Individu baru yang dihasilkan bisa jadi
memiliki sifat yang sama, hasil perpaduan dari kedua induk atau bahkan bisa
mempunyai sifat yang berbeda dari kedua induknya. Jumlah kromosom individu baru
adalah sebanyak 44 kromosom dalam intinya.
a. Ciri-ciri dari perkembangbiakan generatif adalah:
1. Ada
2 induk: jantan dan betina.
2. Ada
dan terjadi peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina (sel sperma
dengan sel telur).
3. Sifat
keturunan bisa sama bisa beda, bervariasi.
b. Jenis pembuahan perkembangbiakan generatif yaitu:
1. Pembuahan
secara internal: pembuahan yang berlangsung di dalam tubuh.
2. Pembuahan
secara eksternal: pembuahan yang berlangsung di luar tubuh
c. Sedangkan, perkembangbiakan generatif mempunyai 3 cara yaitu:
1. Vivipar: perkembangbiakan vivipar merupakan perkembangbiakan secara beranak.
2. Ovipar: perkembangbiakan ovipar merupakan perkembangbiakan secara bertelur.
3. Ovovivipar: perkembangbiakan ovovivipar merupakan perkembangbiakan secara bertelur dan juga beranak.
2. Perkembangbiakan Secara Vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif ini
merupakan perkembangbiakan yang dalam proses pembentukan individu barunya tidak
melalui peleburan sel kelamin betina dan sel kelamin jantan. Biasa disebut
perkembangbiakan dengan cara tak kawin.
a. Ciri-ciri dari perkembangbiakan vegetatif adalah:
1. Induknya
hanya 1.
2. Tidak
terjadi peleburan sel kelamin.
3. Sifat
keturunannya sama dengan sifat induk.
b. Jenis pembuahan perkembangbiakan vegetatif yaitu:
1. Vegetatif
secara alami: perkembangbiakannya dilakukan tumbuhan itu sendiri
2. Vegetatif
secara buatan: perkembangbiakannya dilakukan dengan bantuan manusia
c. Berikut ini adalah contoh perkembangbiakan vegetatif secara alami, meliputi;
1. Spora:
2. Pembelahan
Diri:
3. Tunas:
4. Rhizoma:
5. Umbi
Batang:
6. Umbi Akar:
7. Umbi Lapis:
8. Geragih:
Model
Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut
Buehl (1996) keuntungan dari metode examples non examples antara lain:
b. Siswa
berangkat dari suatu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
c. Siswa
terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka
untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples non
examples.
d.
Siswa diberi sesuatu yang berlawanan
untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan
bagian non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian
yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.
Tennyson dan Pork (1980) dalam
Slavin 1994 menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu
konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
a.
Urutkan dari yang gampang sampai
yang ke sulit.
b. Pilih contoh
yang berbeda satu sama lainnya.
c. Bandingkan
dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.
Menyiapkan pengalaman dengan contoh
dan non contoh akan membantu siswa untuk membangun pemikiran yang kaya dan
lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam
Buehl (1996) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang
menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru dengan metode example
non example.
Kerangka konsep tersebut antara lain:
Kerangka konsep tersebut antara lain:
a. Menggeneralisasikan pasangan antara
contoh dan non contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian esar kareakter
atau atribut dari konsep baru. Menyajikannya dalam satu waktu dan meminta
siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar
tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap example dan non example
tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar tersebut
berbeda.
b. Menyiapkan examples non examples
tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek
hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
c. Meminta siswa untuk bekerja
berpasangna untuk menggeneralisasikan konsep examples non examples mereka.
Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk
mendiskusikan secara klaikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
d. Sebagai bagian penutup, adalah
meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang elah diperoleh dengan
menggunakan karakter yang telah didapat dari examples non examples.
Langkah-Langkah Pembelajaran :
a.
Guru menggunakan gambar/tulisan
sesuai tengan tujuan pembelajaran.
b.
Guru menempelkan gambar/tulisan
dipapan atau ditayangkan .
c.
Guru memberi petunjuk pada peserta
didik untuk memperhatikan/menganalisis.
d.
Guru memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/ menganalisis.
e.
Melalui diskusi gambar tersebut
dicatat pada kertas.
f.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan
hasil diskusinya.
g.
Guru menjelaskan materi sesuai
tujuan yang dicapai.
h.
Kesimpulan.
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan
model example non example terdapat peningkatan motivasi belajar pada materi sumber daya alam pada peserta didik kelas VI semester I SD Negeri Laren 04 Tahun Pelajaran 2015/2016.
model example non example terdapat peningkatan motivasi belajar pada materi sumber daya alam pada peserta didik kelas VI semester I SD Negeri Laren 04 Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian tindakan kelas
adalah peserta didik kelas VI SD Negeri Laren 04
Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 orang. Penelitian
ini dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Agustus s.d September 2015 yang
terbagi menjadi dua siklus dan masing-masing siklus 2 pertemuan.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
data kualitatif dan data kuantitatif. Pengumpulan data secara kualitatif
pengamat menggunakan lembar observasi dan data kuantitatif diperoleh dari hasil
tes formatif. Dari hasil tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat
keberhasilan penerapan model example non example dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Metode yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui
proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing), dan refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas telah dilakukan oleh peneliti
di kelas VI SD Negeri Laren 04 dalam dua siklus
dan tiap siklus terdiri atas 2 pertemuan. Hal-hal yang dibahas dalam hasil
penelitian yaitu hasil pengamatan performansi guru, hasil pengamatan aktivitas
belajar siswa, dan hasil belajar siswa.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran mulai dari pra
siklus, siklus I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan yang cukup
signifikan. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I diperoleh data bahwa rata-rata
hasil belajar peserta didik meningkat
dari 57 pada prasiklus menjadi 69 pada akhir siklus I dan 86 pada akhir
siklus II. Hasil evaluasi tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Perbandingan Nilai Per Siklus
No.
|
Nilai
|
Nilai Tiap Siklus
|
||
Pra Siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
||
1
|
100
|
0
|
0
|
3
|
2
|
90
|
0
|
1
|
3
|
3
|
80
|
1
|
2
|
2
|
4
|
70
|
1
|
2
|
1
|
5
|
60
|
3
|
5
|
1
|
6
|
50
|
4
|
-
|
-
|
7
|
40
|
1
|
-
|
-
|
8
|
30
|
-
|
-
|
-
|
9
|
20
|
-
|
-
|
-
|
10
|
10
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
10
|
10
|
10
|
|
Nilai Rata-rata
|
57
|
69
|
86
|
Dari tabel di
atas dapat dibuat grafik persentase sebagai berikut:
Grafik 1 Rata-Rata Nilai Klasikal
Pembahasan dari Setiap Siklus
Berdasarkan hasil
temuan, refleksi dan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, akhirnya
dapat dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan
menunjukkan peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa model exampel non
example dapat meningkatkan motivasi belajar materi sumber daya alam pada
peserta didik kelas VI SDN Laren 04 Semester I Tahun pelajaran 2015/2016 terbukti
dengan meningkatnya rata-rata hasil belajar tiap siklus.
Pembahasan pada
Siklus I
Pengambilan data hasil belajar
peserta didik diperoleh dari tes formatif siklus 1 setelah pembelajaran menerapkan
model exampel non
example diterapkan. Berdasarkan hasil tes 5 orang peserta
didik mendapat nilai di atas KKM sedangkan 5 orang peserta didik masih di bawah
KKM. Perolehan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dalam tes formatif nilai
rata-rata kelas sebesar 66 dan presentase kentuntasan belajar klasikal mencapai
52% Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Perolehan hasil belajar belum memenuhi
kriteria ketuntasan belajar klasikal yakni 75%. Hasil refleksi pada siklus I
ini akan menjadi landasan untuk melanjutkan ke siklus II dengan
perbaikan-perbaikan penelitian agar siklus II dapat berjalan lebih baik.
Pembahasan Pada
Siklus II
Setelah dilakukan
perbaikan-perbaikan pada siklus I maka guru berusaha meningkatkan
performansinya baik dari perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Hasil tes
formatif siklus II mengalami peningkatan. Pencapaian nilai rata-rata kelas pada
siklus I mencapai 69, dan pada siklus II meningkat menjadi 86. Pada pelaksanaan
siklus II 90 % peserta didik mendapat nilai di atas KKM dan hanya 1 orang saja
yang belum mencapai KKM, sehingga perolehan ini sudah mencapai kriteria yang
telah ditentukan dalam indikator keberhasilan yaitu persentase ketuntasan klasikal
75%. Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan
pembelajaran siklus II.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan
pembelajaran menggunakan model examples
non examples pada peserta didik kelas VI SD Negeri Laren 04 dapat di
simpulkan bahwa:
1. Model pembelajaran example non
example adalah
taktik yang
dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. .
2. Penerapan model pembelajaran example
non example dapat meningkatkan motivasi belajar materi sumber daya alam pada
peserta didik kelas VI SD Negeri Laren 04 Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Penerapan model model pembelajaran example
non example dapat merubah perilaku peserta didik menjadi lebih percaya diri
dan kerja sama dalam memahami materi sumber daya alam
.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Rosda
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
Pustaka Setia
Muqowim.2012. Pengembangan Soft Skills Guru.Yogyakarta
: Pedagogia
Slavin, Rober E. 2009.Cooperative Learning. Bandung
: Nusa Media
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung
: Sinar Baru.
Trianto.2011. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada Media Grup.
Wahidin. 2006. Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam .Bandung
: Sangga Buana.
Agus Taufiq, Hera L. Mikasa, Puji L.
Prianto. (2012). Pendidikan Anak di SD,
Jakarta: Universitas Terbuka.
M. Toha Anggoro, dkk. (2008). Metode Penelitian, Jakarta: Universitas
Terbuka.
No comments:
Post a Comment