Jokowi bantah isu penghapusan sertifikasi guru
Medan (ANTARA News) - Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah isu
penghapusan sertifikasi guru jika dirinya terpilih menjadi presiden.
"Saya di sini mau menjawab isu penghapusan tunjangan
sertifikasi jika saya terpilih jadi presiden. Bapak Ibu percaya tidak
saya mau hapus sertifikasi? Kalau percaya ya kebangetan kan Bapak
Ibu orang pintar," kata Jokowi di depan forum Lokakarya Peningkatan
Kualitas Guru di Hermes Palace Medan, Sumatera Utara, Senin yang cahbrebes2010.blogspot.com kutip dari ANTARA NEWS Selasa, 10 Juni 2014.
Jokowi justru mewacanakan akan menambah tunjangan sertifikasi guru.
"Logikanya kan tidak mungkin saya menghapus, tapi kalau
ditambahin iya. Masa dihapus, 'ininya' di mana?" Kata Jokowi sambil
telunjuknya menunjuk dahi sendiri.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan guru memiliki peran penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
"Kenapa guru penting? Dulu waktu Jerman jatuh yang pertama
dibangkitkan adalah bidang pendidikan. Begitu juga Korea. Lalu Jepang,
apa yang ditanyakan Perdana Menteri dan Kaisar waktu merka jatuh? Mereka
tanya masih ada berapa guru tersisa? Oleh sebab itu akan saya tempatkan
pendidikan di program saya nomor satu," katanya.
Dalam Lokakarya tersebut, Jokowi juga sempat berdialog
dengan para guru salah satunya adalah Agustina guru SMP Methodist Dua
Medan.
"Saya harap sekolah swasta jangan dianaktirikan. Selain itu
sertifikasi guru saat ini tidak transparan, kalau kuta urus ke dinas
masih harus salam tempel. Kami juga mau sekolah lagi untyk peningkatan
SDM guru," kata Agustina.
Menanggapi hal itu, Jokowi berjanji akan menghilangkan
"tradisi pemberian amplop" dalam tubuh lembaga pendidikan jika dirinya
terpilih menjadi presiden.
"Kalau Jokowi-JK memegang pemerintahan, kita ingin
menghilangkan amplop-amplopan dengan membangun sistem yang baik. Zaman
sekarang masih pakai salam tempel, itu nanti yang kita kejar, kita akan
pangkas," katanya.
Pemilihan presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasang kandidat yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
No comments:
Post a Comment