Jokowi dan Prabowo tak Berani Programkan Wajib Belajar hingga S-1
JAKARTA - Dosen ekologi
politik dan sosiolog pedesaan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Arya
Hadi Dharmawan mengatakan visi, dan misi pendidikan dua pasang calon
presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa sama-sama status quo.
Siapa pun nantinya yang terpilih jadi
presiden dan wakil presiden, menurut Arya, sama-sama tidak berani
menawarkan wajib belajar sampai jenjang Strata Satu (S-1). Tawaran dua
pasang capres ini hanya wajib belajar hingga SLTA.
"Visi-misi pendidikan dua kubu ini
sangat malu-malu karena hanya akan melahirkan lulusan SMA yang hanya
akan melahirkan buruh plus," kata Arya Hadi Dharmawan, seperti yang dikutip cahbrebes2010.blogspot.com dari jpnn dalam Dialog
Kenegaraan "Mengulas Visi, Misi dan Program Dua Calon Presiden/ Wakil
Presiden, di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (28/5).
Pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta
yang sama-sama mewujudkan wajib belajar itu 12 tahun ujar Arya, itu
kurang menjawab tantangan dan kebutuhan bangsa saat ini.
"Menurut saya wajib belajar 12 tahun itu
kurang. Soal komitmen negara terhadap pendidikan, kita harus tiru
Jerman atau Prancis, yakni wajib belajar itu hingga S-1," tegasnya.
Dijelaskannya, persentase pertambahan
penduduk Indonesia saat ini setiap tahunnya sama dengan jumlah penduduk
negara Singapura saat ini.
"Kalau hanya wajib belajar 12 tahun,
bagaimana bisa mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dari
Singapura, Malaysia dan China," tanya dia.
No comments:
Post a Comment