"Mulai
tahun ajaran baru nanti, guru-guru harus delapan jam berada di
sekolah," katanya saat membuka Pameran Pendidikan dan Peluncuran
Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar di halaman Dinas
Pendidikan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Dengan
demikian, Menteri Muhadjir kembali menjelaskan, kegiatan belajar
mengajar di sekolah harus diselenggarakan minimum delapan jam dalam
sehari namun ditiadakan pada Sabtu dan Minggu.
Pada
hari Sabtu dan Minggu, ia melanjutkan, sekolah tidak boleh
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar namun tetap boleh menjalankan
kegiatan-kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, pramuka, atau
latihan kepemimpinan.
"Silahkan. Tetapi prinsipnya, hari Sabtu dan Minggu bukan merupakan jam dinas dari sekolah," jelasnya.
Mendikbud
berharap perubahan itu tidak disalahtafsirkan sehingga seolah-olah
anak-anak harus berada di kelas terus menerus selama delapan jam atau
penambahan mata pelajaran.
"Bahkan,
saya cenderung mata pelajaran SD dan SMP akan dikurangi. Jadi jumlah
mata pelajaran dikurangi, tetapi jumlah kegiatannya semakin banyak,"
kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
"Kalau
pelajaran banyak gurunya yang ceramah, yang pintar gurunya bukan
muridnya, paling enggak gurunya pintar ceramah. Kalau mau ceramah, di
pengajian saja, di masjid, di gereja, tetapi untuk di sekolah guru tidak
diridai kalau banyak ceramah," tuturnya.
Ia mengatakan, guru harus kreatif mengembangkan metode untuk membangkitkan aktivitas, minat, dan semangat murid untuk belajar.
Menteri
Muhadjir mencontohkan, kalau dalam sehari ada tiga pelajaran
masing-masing 45 menit, berarti dua jam pelajaran digunakan untuk
belajar dan sisanya untuk kegiatan lain seperti membaca buku.
"Yang
tahu persis adalah guru, bagaimana pendidikan karakter yang sekarang
sudah mulai ditatar oleh tenaga-tenaga ahli," katanya.
Kalau
guru merasa memerlukan kegiatan di luar ruang seperti mengunjungi
museum, perpustakaan, atau pasar, bisa saja mata pelajaran hari itu
ditangguhkan dan diberikan pada hari berikutnya supaya murid bisa
sepenuhnya fokus pada kegiatan kunjungan tersebut.
"Jadi,
sekolah harus dibikin luwes, fleksibel, tidak boleh kaku, pelajaran
juga tidak boleh terjadwal secara kaku karena yang terpenting sesuai
dengan kebutuhan atau tujuan yang dicapai di dalam proses belajar
mengajar itu," ujarnya.
Mendikbud Muhadjir mengatakan, jika guru dan kepala sekolahnya kreatif, maka siswa akan betah delapan jam di sekolah.
No comments:
Post a Comment